Menyediakan panduan untuk Ibu dalam merawat bayi, makanan bayi, dan perkembangan bayi

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, November 1, 2012

Oh, Bayi... Oh Bayi

Memang ya, anak bayi tidak bisa diprediksi. Baru kemarin rasanya senang karena GTM Acyuta usai, namun ternyata setelah pindah ke rumah Denpasar, GTMnya ga ketulungan. Memang ada ya anak GTM karena lokasi?

Ah capek deh. Si Bayi GTMnya sama parahnya kek dulu. Terlebih saya tidak bisa ngontrol makannya karena tidak bisa jengukin pas makan siang. Jika dulu waktu tinggal di Jimbaran dan GTMnya reda, pagi-pagi saya bisa make sure if he eat all of his meal. Tetapi sekarang, susah. Pagi-pagi saya berusaha memberi dia makan, karena entah mengapa, kalau sudah ditinggal di Denpasar, makannya tidak terurus. Walaupun sudah ada neneknya, tetap minum susu cuman 2 kali itu pun masing-masing maksimal 60 ml, makan siang tidak habis, buah kadang tidak habis. Ditinggalnya lumayan lama, dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Lalu energinya darimana????

Tetapi salut emang sama bayi satu ini. Walau belakangan makannya kurang, hanya minum air dan susu, namun aktivitasnya sama sekali tidak terganggu. Ia tetap tidak diam-diam, aktif, merangkak kesana kemari. Sama sekali tidak terlihat lemas dan masih tetep aja doyan bikin emaknya olahraga sebelum tidur dengan men-titah dia kesana-kemari.

Cara mengatasi GTMnya sekarang versi saya adalah dengan memberikan makanan berkuah. Denpasar sedang panas-panasnya. Suhu di luar 38 derajat celcius. Pagi-pagi saya kasih makan, sesendok bubur dengan kuah. Sendok saya taruh di bibirnya dengan posisi miring sehingga airnya perlahan turun ke dalam mulutnya. Cara ini berhasil kemarin sore, walau memang porsi makannya tidak terlalu banyak, but its okaylah daripada enggak sama sekali.

Hari ini saya tidak sempat menyuapinya karena dia keburu ditidurkan oleh neneknya. Semoga hari ini makannya bagus *doa*.

Ah jadi inget kejadian tadi pagi ketika nyiapin makanan Acyuta. Iseng-iseng nyicipin bubur nasi yang disiapkan si pengasuh dan hakk... apa ini, kenapa ada rasanya?

Weleh-weleh, ternyata ditambahi garam. Setelah diinterview, si pengasuh mengaku menambahkan garam atas inisiatifnya sendiri. Dimarahi salah, takut dia ngambek. hah... sabar... akhirnya hanya bisa memberitahunya secara tegas.

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages