Pentingnya Mpasi 6 Bulan pada Bayi

Mpasi 6 bulan – Mpasi seharusnya dimulai pada saat bayi berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan saran dari WHO dan beberapa lembaga kesehatan dunia lainnya. Di Indonesia sendiri, Mpasi 6 bulan ini juga sudah semakin dikenal dan juga diterapkan, apalagi ada hubungannya dengan masi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. 

Saya pernah konsultasi soal ini dengan salah satu dokter spesialis anak yang pernah saya kunjungi. Intinya, saya menanyakan soal kapan sih Mpasi itu harus dimulai. DSA yang bersangkutan menjelaskan bahwa:

Untuk bayi yang tidak ASI ekslusif, Mpasi dapat dimulai dari umur 4 bulan, namun untuk bayi dengan ASI ekslusif, Mpasi diundur ke umur 6 bulan.

Saya tidak mendebat dokter yang bersangkutan karena memang tidak tahu secara pasti, selain itu pada waktu konsultasi, Cuta saya juga sudah Mpasi dini (ampun, dok!)

Alasan kenapa Mpasi harus dimulai pada umur 6 bulan banyak, pasti sudah disebutkan di beberapa media tentang system pencernaan bayi yang belum siap, menurunkan resiko alergi di masa datang, kebutuhan nutrisinya selama 6 bulan pertama sudah tercukupi dengan ASI saja atau alasan lain.

Nah, kadang yang menjadi sumber kebingungan adalah mengenai perhitungan 6 bulan Mpasi itu bagaimana. Jika menurut hari kalender, hitungan satu hari sebulan itu rata-rata adalah 30 hari, jadi untuk 6 bulan, jumlah harinya adalah 180 hari. Apakah bayi baru bisa Mpasi setelah berumur 180 hari?

Panduan Mpasi dari WHO memang menyebutkan jumlah hari ini sebagai patokan memulai Mpasi, yaitu 180 hari. Jadi mommy harus membuka-buka kalender dan menghitung-hitung dulu.

Hehehe…  kok ribet yak?

Rasanya kemarin di milis Mpasi Rumahan ada yang bertanya soal itu. Dan saran para mommy disana adalah “Ga usah ribet”. Memang 6 bulan itu adalah standar umum, padahal satu bulan itu belum tentu memiliki jumlah hari yang sama. Jadi alternatifnya adalah pakai hari tanggal lahir bayi. Misalnya bayi mommy lahir tanggal 31 Januari, Mpasi pertama bisa dimulai sekitaran tanggal 31 Juli.

Mpasi 6 bulan ini memang tidak harus saklek dilaksanakan, bisa mundur atau maju beberapa hari. Tergantung daya tahan mommy saat melihat si kecil menjangkau-jangkau sendok yang mommy pegang.

Nah, kembali deh ke topic awal, pentingnya MPasi 6 bulan. Iya, saya mengalami sendiri. Cuta saya Mpasi dini, dan tahukah saudara-saudara, apa yang terjadi selama awal-awal Mpasinya?

Pencernaan bayi memang tidak bisa dibohongi, walau bayi sendiri terlihat antusias dan lahap selama makan, namun BAB nya menunjukan kondisi aslinya. Awal Mpasi, Cuta saya berikan bubur beras merah yang sangat halus dan cair. Namun keesokan harinya waktu saya periksa, terdapat serat merah di kotorannya. Sepengamatan saya, itu adalah kulit ari beras yang tidak tercerna dengan baik. Masih utuh. Pernah juga saya berikan Mpasi buah pear, yang waktu itu tidak terblender dengan halus. Ternyata keluarnya buah pear juga. Saya sempat cemas juga, khawatir kalau dia kenapa-napa. Namun syukurnya Cuta saya tidak apa-apa, maksudnya pencernaannya, kecuali nafsu makannya yang gampang sekali berubah.

Nah, dari pengalaman ini saya sering sampaikan pada teman-teman yang berniat memberikan Mpasi dini kepada bayinya. Yah, biar tidak mengulangi kesalahan saya.

Semoga pengalaman ini juga menjadi perhatian mommy semuanya biar benar-benar mempertimbangkan untuk memberikan Mpasi dini bagi bayinya.

Post a Comment for "Pentingnya Mpasi 6 Bulan pada Bayi"