Tekstur Makanan untuk Bayi
Yap, sesuai dengan judulnya, sekarang saya mau ngomongin mengenai tekstur makanan bayi. Beberapa mommy yang sering-sering baca artikel Mpasi ataupun file milis Mpasi rumahan, pasti sudah mengenal berbagai macam tekstur makanan yang biasanya diberikan untuk bayi. Ada yang encer mendekati ASI, lembut dan halus, halus tapi agak kasar, kental namun lembek ataupun kasar dan kering. Semua itu biasanya dilalui oleh semua bayi. Biasanya tekstur makanan tersebut mengikuti usia bayi, mengingat bahwa perkembangan alat pencernaan memang dipengaruhi oleh perkembangan usia dan juga kebiasaan makan bayi.
Saya sih tidak tahu ya, tekstur makanan bayi sesuai umur itu yang bagaimana ya, karena si Cuta sendiri tidak begitu mengikuti rule yang ada. Dia makan apapun yang dibuatin sama emaknya ini, namun memang teksturnya sendiri menyesuaikan kemampuannya.
Tekstur makanan bayi 6 bulan tentu berbeda dengan tekstur makanan bayi 8 bulan. Mengingat kemampuan makan dan mengunyahnya juga sudah berbeda. Umur 6 bulan, Mpasi si Cuta saya mulai dengan bubur tepung beras dengan tekstur yang sangat cair. Tidak ada bedanya dengan tekstur ASI sendiri, namun tentunya ada ampasnya karena bubur tepung tersebut sekalipun halus, tetap menimbulkan butiran-butiran setelah dimasak. Cuta makan bubur tepung ini sekitar 3 minggu. Tepung berasnya dibuat sendiri (baca: Membuat Tepung Beras Mpasi). Mpasi awal, beras yang digiling dengan blender saya saring biar mendapatkan hasil yang benar-benar halus. Mendekati umur 6 buan akhir, saya tidak saring lagi sehingga bubur tepung yang didapatkan semakin bertekstur namun tetap lembut.
Tekstur makanan bayi 7 bulan yang didapatkan Cuta adalah bubur saring. Prosesnya, beras saya masak menjadi bubur lembek, ketika hendak menghindangkannya, kemudian diblender bersamaan dengan sayur dan lauknya. Teksturnya masih lembek, namun tidak secair waktu umur 6 bulan mengingat saya ingin Cuta mendapatkan peningkatan tekstur.
Tekstur waktu umur 8 bulan, seharusnya sudah bubur tim saring. Berbeda dengan bubur saring biasa, beras biasanya saya masak dengan porsi air yang cukup sehingga menghasilkan aron, kemudian dipindahkan ke mangkuk dan ditambahkan air atau kaldu, kemudian di kukus. Saat menghidangkannya, diblender bersamaan dengan sayur dan lauk. Teksturnya sudah pasti lembek, namun agak kental. Nilai kalorinya jauh lebih besar dibandingkan bubur saring, yah semoga mencukupilah kebutuhannya di umur 8 bulan.
Tekstur makanan bayi 9 bulan, masih sama dengan umur 8 bulan karena pada waktu ini Cuta menderita GTM keras dan berkepanjangan. saya tidak berani meningkatkan tekstur ke nasi tim saring, karena pertimbangan dia belum punya gigi.
Teksturnya berubah kira-kira waktu berumur 10 bulan. Tekstur makanan bayi 10 bulan ala Cuta adalah bubur kasar tanpa saring. Ceritanya biar dia belajar ngunyah. Awalnya, dia sempat mendapatkan bubur tim yang super lembek, namun GTMnya yang berkepanjangan membuatnya hanya cukup mampu makan bubur biasa saja. Untuk lauknya saya buat yang ekstra kecil, maksudnya potongan-potongan sayur dan lauknya kecil-kecil sekali.
Tekstur ini berlanjut hingga ia berumur 11 bulan, berlanjut juga hingga 11.5 bulan. Sebenarnya saya sempat risau mengenai kemampuan Acyuta untuk table food pas umur setahun. Mengingat ada mommy di milis yang mengaku bahwa bayinya sudah bisa makan nasi pada umur 10 bulan. Saya sendiri belum berani memberi nasi mengingat giginya Cuta belum tumbuh dan saya tidak berani memaksa. Saya berpikir, asalkan anaknya mau makan, tekstur yang bagaimanapun, asalkan sesuai dengan umurnya, tidak masalah. Anak akan menolak sendiri jika teksturnya tidak sesuai dengan keinginannya. Tinggal ibunya yang harus trial eror, mencoba-coba tekstur untuk makanan bayinya.
Akhirnya, mendekati usianya setahun, Cuta tiba-tiba sakit parah. Dia menderita infeksi di tenggorokannya, membuatnya panas tinggi dan tidak mau makan buburnya sama sekali. Bubur gandum yang biasanya dia sukai, dia tolak mentah-mentah. Akhirnya, saran mertua, saya memberinya nasi lembek diisi sedikit garam dan minyak kelapa murni. Hasilnya, ternyata dia mau mangap.
Seminggu berlalu dan akhirnya dia sembuh, tekstur makanan bayi 1 tahun nya Cuta sudah berupa nasi lembek, kadang nasi seperti anggota keluarga lainnya asalkan ditambahkan kuah. Porsi makannya juga berkurang dibandingkan saat masih makan bubur kasar karena nasi memiliki kalori yang jauh lebih tinggi dibandingkan bubur. Namun untuk urusan kunyah-mengunyah, rupanya dia belum paham. Makanan yang disuapkan ke mulutnya, hanya ia kunyah dua tiga kali, lalu langsung telan. Kalau nasinya agak kering tanpa kuah, biasanya akan nyangkut di lidahnya saat ia mengunyah dan akhirnya dilepeh. Triknya, saya masukan makanannya agak kedalam di rongga mulutnya agar ia mudah menelan dan makanan tidak keluar saat mengunyah. Cuta belum begitu fasih dalam mengelola makanan di mulutnya.
Jadi Mommy, saya memang bukan expert, namun percuma jika kita memaksakan salah satu tekstur jika bayi kita sendiri belum nyaman dengan tekstur itu. Bayi akan bisa menentukan kapan ia mau makan makanan kasar atau makanan lembut. Jangan sedih jika babynya tiba-tiba turun tekstur, misalnya biasa makan nasi tiba-tiba mau bubur lagi. Mungkin dia sedang tidak enak badan. Selain itu, kita yang orang dewasa saja kadang suka bosan makan nasi dan memilih bubur.
oh ya, mommy yang ingin tahu bda bubur tepung, bubur beras, nasi tim atau nasi tanak, ada artikel yang saya ambil dari file milis Mpasi rumahan. Semoga membantu
Saya sih tidak tahu ya, tekstur makanan bayi sesuai umur itu yang bagaimana ya, karena si Cuta sendiri tidak begitu mengikuti rule yang ada. Dia makan apapun yang dibuatin sama emaknya ini, namun memang teksturnya sendiri menyesuaikan kemampuannya.
Tekstur makanan bayi 6 bulan tentu berbeda dengan tekstur makanan bayi 8 bulan. Mengingat kemampuan makan dan mengunyahnya juga sudah berbeda. Umur 6 bulan, Mpasi si Cuta saya mulai dengan bubur tepung beras dengan tekstur yang sangat cair. Tidak ada bedanya dengan tekstur ASI sendiri, namun tentunya ada ampasnya karena bubur tepung tersebut sekalipun halus, tetap menimbulkan butiran-butiran setelah dimasak. Cuta makan bubur tepung ini sekitar 3 minggu. Tepung berasnya dibuat sendiri (baca: Membuat Tepung Beras Mpasi). Mpasi awal, beras yang digiling dengan blender saya saring biar mendapatkan hasil yang benar-benar halus. Mendekati umur 6 buan akhir, saya tidak saring lagi sehingga bubur tepung yang didapatkan semakin bertekstur namun tetap lembut.
Tekstur makanan bayi 7 bulan yang didapatkan Cuta adalah bubur saring. Prosesnya, beras saya masak menjadi bubur lembek, ketika hendak menghindangkannya, kemudian diblender bersamaan dengan sayur dan lauknya. Teksturnya masih lembek, namun tidak secair waktu umur 6 bulan mengingat saya ingin Cuta mendapatkan peningkatan tekstur.
Tekstur waktu umur 8 bulan, seharusnya sudah bubur tim saring. Berbeda dengan bubur saring biasa, beras biasanya saya masak dengan porsi air yang cukup sehingga menghasilkan aron, kemudian dipindahkan ke mangkuk dan ditambahkan air atau kaldu, kemudian di kukus. Saat menghidangkannya, diblender bersamaan dengan sayur dan lauk. Teksturnya sudah pasti lembek, namun agak kental. Nilai kalorinya jauh lebih besar dibandingkan bubur saring, yah semoga mencukupilah kebutuhannya di umur 8 bulan.
Tekstur makanan bayi 9 bulan, masih sama dengan umur 8 bulan karena pada waktu ini Cuta menderita GTM keras dan berkepanjangan. saya tidak berani meningkatkan tekstur ke nasi tim saring, karena pertimbangan dia belum punya gigi.
Teksturnya berubah kira-kira waktu berumur 10 bulan. Tekstur makanan bayi 10 bulan ala Cuta adalah bubur kasar tanpa saring. Ceritanya biar dia belajar ngunyah. Awalnya, dia sempat mendapatkan bubur tim yang super lembek, namun GTMnya yang berkepanjangan membuatnya hanya cukup mampu makan bubur biasa saja. Untuk lauknya saya buat yang ekstra kecil, maksudnya potongan-potongan sayur dan lauknya kecil-kecil sekali.
Tekstur ini berlanjut hingga ia berumur 11 bulan, berlanjut juga hingga 11.5 bulan. Sebenarnya saya sempat risau mengenai kemampuan Acyuta untuk table food pas umur setahun. Mengingat ada mommy di milis yang mengaku bahwa bayinya sudah bisa makan nasi pada umur 10 bulan. Saya sendiri belum berani memberi nasi mengingat giginya Cuta belum tumbuh dan saya tidak berani memaksa. Saya berpikir, asalkan anaknya mau makan, tekstur yang bagaimanapun, asalkan sesuai dengan umurnya, tidak masalah. Anak akan menolak sendiri jika teksturnya tidak sesuai dengan keinginannya. Tinggal ibunya yang harus trial eror, mencoba-coba tekstur untuk makanan bayinya.
Akhirnya, mendekati usianya setahun, Cuta tiba-tiba sakit parah. Dia menderita infeksi di tenggorokannya, membuatnya panas tinggi dan tidak mau makan buburnya sama sekali. Bubur gandum yang biasanya dia sukai, dia tolak mentah-mentah. Akhirnya, saran mertua, saya memberinya nasi lembek diisi sedikit garam dan minyak kelapa murni. Hasilnya, ternyata dia mau mangap.
Seminggu berlalu dan akhirnya dia sembuh, tekstur makanan bayi 1 tahun nya Cuta sudah berupa nasi lembek, kadang nasi seperti anggota keluarga lainnya asalkan ditambahkan kuah. Porsi makannya juga berkurang dibandingkan saat masih makan bubur kasar karena nasi memiliki kalori yang jauh lebih tinggi dibandingkan bubur. Namun untuk urusan kunyah-mengunyah, rupanya dia belum paham. Makanan yang disuapkan ke mulutnya, hanya ia kunyah dua tiga kali, lalu langsung telan. Kalau nasinya agak kering tanpa kuah, biasanya akan nyangkut di lidahnya saat ia mengunyah dan akhirnya dilepeh. Triknya, saya masukan makanannya agak kedalam di rongga mulutnya agar ia mudah menelan dan makanan tidak keluar saat mengunyah. Cuta belum begitu fasih dalam mengelola makanan di mulutnya.
Jadi Mommy, saya memang bukan expert, namun percuma jika kita memaksakan salah satu tekstur jika bayi kita sendiri belum nyaman dengan tekstur itu. Bayi akan bisa menentukan kapan ia mau makan makanan kasar atau makanan lembut. Jangan sedih jika babynya tiba-tiba turun tekstur, misalnya biasa makan nasi tiba-tiba mau bubur lagi. Mungkin dia sedang tidak enak badan. Selain itu, kita yang orang dewasa saja kadang suka bosan makan nasi dan memilih bubur.
oh ya, mommy yang ingin tahu bda bubur tepung, bubur beras, nasi tim atau nasi tanak, ada artikel yang saya ambil dari file milis Mpasi rumahan. Semoga membantu
BUBUR
Saya meng'golongkan' bubur untuk MPASI Rumahan menjadi 2 macam:
Bubur Tepung Beras
Bubur Beras
Bubur Tepung Beras -seperti namanya- dibuat dari beras yang dihaluskan.
Terkadang melewati proses perendaman, sangrai sebentar, sebelum akhirnya
ditumbuk menjadi tepung (tapi bukan tepung beras yang biasa untuk kue basah
yaa..). Teksturnya setelah dimasak lembut dengan sedikit 'sandy' alias berpasir.
Bubur ini praktis karena untuk mengatur kekentalannya tinggal ditambah/dikurangi
cairan pelarutnya. Bisa digunakan untuk makanan pertama bayi.
Bubur Beras, dibuat dari beras utuh yang ditambah dengan air/kaldu banyak dan
diaduk terus-menerus selama proses pemasakan supaya diperoleh tekstur yang
tepat. Hasil bubur beras akan lebih kasar, kadang masih terlihat butiran beras.
Seperti bubur tepung beras, kekentalan dan tekstur bisa diatur dengan
menambah/mengurangi cairan.
Untuk makanan pertama bayi bisa juga dengan diberi bubur beras yang disaring
halus dan ditambah cairan (ASI/Sufor) setelah bubur matang.
(NASI) TIM
Saya sendiri belum nemu definisi cara masak nasi "TIM" secara ilmiah. Tapi
inilah definisi nasi tim menurut pengalaman saya:
Nasi tim adalah cara memasak nasi dengan cara mengaron beras dengan air/kaldu
yang agak banyak (namun nggak sebanyak seperti masak bubur) sambil diaduk
sesekali, lalu dikukus dalam kukusan dan sebelumnya nasi aron itu dimasukkan
sebuah wadah tertutup.
Nah, waktu ber MPASI dengan anak saya, Nasi tim ini dibagi lagi menjadi nasi tim
saring, dan nasi tim biasa. Mulai pusing? Jangan.... Gampang kok sebetulnya. Ini
cuma masalah tekstur saja.
Nasi tim saring bisa dikenalkan mulai 8 bulan. Teksturnya mirip dengan bubur
berasa yang sangat kental. Namun ada bedanya, beda bubur yang sangat kental
dengan tim saring adalah : Bubur akan lebih cepat berair dan rasanya tidak
semantap/setanak nasi tim saring (^_^).
Makin meningkat umurnya, nasi tim tidak perlu disaring. Namun bisa hanya
dihaluskan menggunakan sendok saja. Jangan lupa, untuk tahapan makan nasi tim
sebaiknya Ibu selalu menyiapkan sayuran/masakan berkuah. Supaya bayi nggak
merasa seret.. hehehe.
Nah, nasi tim yang sudah advance teksturnya akan mirip dengan nasi tanak lembek.
Hihihi.. saya merasa pasti saat ini ada Ibu yang keningnya berkerut-kerut.
Tenaaang.. ingat, membuat makanan bayi lebihmudah daripada membuat rendang
padang *LOL*. Mari kita masuk ke bahasan nasi tanak, OK?!
NASI TANAK
Ini juga nggak ada definisi ilmiahnya. Nasi tanak bisa disebut juga nasi liwet.
Karena masaknya dengan cara diliwet sehingga tanek. (apalagi ituuuu? *LOL*)
Nasi tanak lembek memiliki tekstur yang sangat mirip dengan nasi tim biasa.
Hanya saja, nasi tanak biasanya lebih 'taneg', lebih pulen dan lebih padat
daripada nasi tim. Nasi tanak bisa dibuat dengan cara 'tradisional'-dengan cara
di aron dan dilanjutkan dengan me-liwet/menanak nasi aron dalam kukusan
(langsung, nggak pakai ditaruh di wadah). Atau pakai cara yang paling
cangggih... dengan Rice Cooker *LOL*
Hanya saja, menanak nasi dengan kukusan hasilnya akan jauh lebih bagus daripada
menanak nasi dengan rice cooker. Nasi tanak bisa diatur tingkat "kepulenan"nya
dengan cara menambah/mengurangi cairan saat mengaron beras menjadi nasi setengah
matang. Pada saat mengaron, jangan terlalu banyak diaduk, karena akan
berpengaruh terhadap ke-pulen/tanak-an nasi.
Nah soal memasak bubur, dan nasi tim bisa dilakukan dalam electric slowcooker
dengan memberikan variasi jumlah cairan/air/kaldu. Namun untuk pembuatan nasi
tanak, lebih baik dimasak dalam rice cooker atau pakai cara tradisional :
mengaron dan mengukus.
9 comments for "Tekstur Makanan untuk Bayi"